Gue lelah kuliah. Gue lelah (mencoba) jadi ambisius.
Entah apa yang disebut dengan ambisius itu sebenarnya. Jadi ingat obrolan singkat gue dengan teman dan seorang kakak tingkat di SC waktu itu.
"Definisi ambisius itu apa sih sebenarnya?" tanya gue.
"Tergantung kamu memaknainya apa"
"Tergantung kamu punya target di hidup seperti apa"
dan 'tergantung' lainnya.
Gue mencoba memasang target tinggi seperti teman-teman gue yang lain. Tapi, gue sering merasa gue masih jauh dari mereka. Usaha yang telah gue lakukan masih belum mencapai hasil yang diinginkan. Gue juga nggak tau sebenarnya gue ini punya kelebihan apa. Gue, terintimidasi dengan apa yang teman-teman gue bisa.
Malu.
Bukan, bukan malu karena gue merasa gue nggak bisa apa-apa.
Tapi, malu karena gue sadar kalo gue merasa terintimidasi dengan apa yang mereka lakukan dan yang mereka punya. Gue seharusnya bisa lebih baik dari ini. Gue nggak seharusnya serendah ini.
Gue nggak bahagia.
Gue nggak bahagia ketika gue mencoba jadi ambisius dan hasil yang gue dapatkan malah begitu-begitu saja. Gue lebih bahagia ketika nggak membuat target tinggi tetapi yang gue dapatkan melebihi yang gue bayangkan.
Malu.
Gue malu punya target se-rendah itu. Gue malu gue nggak membuat mimpi yang tinggi. Gue takut kalau tidak memasang target tinggi, gue akan menjadi seorang yang pemalas. Tapi kadang gue nggak bahagia dengan keadaan gue yang seakan-akan tertekan, penuh dengan bayang-bayang menjadi 'bintang' di 'puncak'.
Gue juga sering berpikir, gue harus apa...
(Gue mengasumsikan bahwa kebanyakan orang sekitar sudah sibuk dengan kehidupannya masing-masing sehingga nggak ada yang punya waktu untuk membaca postingan ini.)
gue baca kok lang, dan menurut gue kita tetep harus punya ambisi walau hanya beberapa tetes. karna dengan punya ambisi setidaknya kita ribuan langkah lebih di depan ketimbang orang orang yang simply raise hand and give up. semangat, bolang kuliahnya :)
ReplyDelete